KOLABORASI LINTAS SEKTOR : PLKB DAN PEMERINTAH KECAMATAN WIRADESA GELAR MINI LOKAKARYA PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
“Kolaborasi Lintas Sektor: PLKB dan Pemerintah Kecamatan Wiradesa Gelar Mini Lokakarya Percepatan Penurunan Angka Stunting”
Wiradesa, 22 November 2024
Dalam rangka mempercepat penurunan angka stunting, Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Wiradesa bersama Pemerintah Kecamatan Wiradesa menggelar mini lokakarya bertema “Kolaborasi Lintas Sektor untuk Percepatan Penurunan Angka Stunting.” Acara ini dilaksanakan di Aula Pendopo Kecamatan Wiradesa pada Jumat, 22 November 2024, pukul 08.00 WIB hingga selesai, dengan mengundang seluruh stakeholder kecamatan.
Mini lokakarya ini menjadi wadah kolaborasi berbagai pihak untuk mempercepat penurunan angka stunting di Kecamatan Wiradesa. Bu Upik, perwakilan PLKB, menyampaikan pentingnya sinergi antar sektor. “Kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan agar upaya percepatan penurunan angka stunting berjalan lebih terarah dan efektif,” ujarnya.
Sekretaris Kecamatan Wiradesa, Saiful Bahri, menekankan pentingnya kerja sama berbagai pihak. “Penurunan angka stunting memerlukan kolaborasi yang kuat antara Dinas Pendidikan, Kemenag, organisasi masyarakat seperti Muslimat NU, Aisiyyah, hingga sekolah-sekolah,” jelasnya.
Pak Herlambang dari Puskesmas Wiradesa melaporkan bahwa kasus stunting di wilayah ini tercatat sebanyak 130 balita, dengan prevalensi hanya 4%, jauh di bawah target nasional sebesar 14%. Puskesmas telah menyalurkan bantuan berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita stunting dan ibu hamil berisiko tinggi. “Namun, kami masih perlu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nutrisi dan pemantauan kesehatan anak,” tambahnya.
Pak Coyo Hadi Susilo dari Kantor Urusan Agama (KUA) memaparkan langkah strategis Kemenag dalam pencegahan stunting, yaitu dengan mengharuskan calon pengantin (catin) memiliki Sertifikat ELSIMIL (Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil). “Sertifikat ini melibatkan validasi data serta edukasi mengenai pencegahan stunting,” katanya.
Setio Budi Harto, Kepala Desa Petukangan, memaparkan inisiatif desanya yang sudah melaksanakan kelas remaja dan memberikan edukasi kepada calon pengantin. Ia menekankan pentingnya sinergitas antar sektor agar percepatan penurunan angka stunting berjalan linier.
Dari sektor pendidikan, Pak Muhidin, Kepala SMP, menjelaskan bahwa pihak sekolah rutin memberikan suplemen gizi kepada siswa. Namun, ia juga menyoroti tantangan lain seperti pudarnya nilai-nilai moral, lemahnya perlindungan guru, dan bahaya pernikahan dini. “Kami memerlukan dukungan dari puskesmas untuk melakukan sosialisasi langsung ke sekolah,” tegasnya.
Organisasi keagamaan seperti Pimpinan Cabang Aisiyyah Wiradesa dan Pimpinan Anak Cabang Muslimat NU Wiradesa turut berkomitmen mendukung gerakan ini. Siti Aisyah, pimpinan cabang Aisiyyah, mengungkapkan bahwa majelis kesehatan Aisiyyah sudah aktif bergerak. Sementara itu, Uswatun Hasanah, perwakilan Muslimat NU, menegaskan bahwa gerakan ini akan disosialisasikan hingga tingkat ranting.
Slamet Nurchamid, perwakilan pendamping desa, menyoroti pentingnya pencegahan sejak usia remaja hingga kehamilan. Ia menjelaskan tahapan yang melibatkan SMP, SMA, Posyandu Remaja, KUA, PLKB, hingga Posyandu Balita.
Hj. Indri, Kasi PMD Kecamatan Wiradesa, menekankan pentingnya sinergitas data antara puskesmas, desa, dan PLKB untuk memastikan bantuan tepat sasaran. “Kolaborasi data yang akurat adalah kunci agar upaya percepatan penurunan angka stunting dapat memberikan hasil yang maksimal,” ujarnya.
Sri Sumiyati, TKSK Kecamatan Wiradesa, mengimbau agar warga yang memenuhi kriteria untuk mendapatkan bantuan PKH dapat diajukan masuk ke DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial). “Kami siap mengawal data agar bantuan tepat sasaran,” tambahnya.
Mini lokakarya ini diharapkan mampu memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat penurunan angka stunting di Kecamatan Wiradesa.
Red –
Post Comment